BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek., tetapi jika
benjolan itu terdapat pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus
diwaspadai, jangan-jangan itu merupakan pertanda awal terjadinya kanker tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel
kanker keluar dari tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian
tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari suatu tumor primer yang
ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran darah
ataupun aliran limfe. Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran
langsung. Apabila sel kanker melalui aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat
terperangkap di dalam kelenjar limfe, biasanya yang terdekat dengan lokasi
primernya. Apabila sel berjalan melalui peredaran darah, maka sel-sel tersebut
dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru. Proses
ini disebut metastasis. Tulang adalah salah satu organ target yang paling
sering menjadi tempat metastasis.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan tumor tulang secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien tumor tulang.
b. Mampu menganalisa dan
menentukan masalah keperawatan pada pasien tumor tulang.
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah
keperawatan yang timbul pada pasien tumor tulang.
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada
pasien dengan tumor tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja. Biasanya
(tidak selalu) menimbulkan nyeri local. Tumor metastasik biasanya dekstruktif
(lytic) dan bisa terjadi fraktur bila tulang menjadi lemah. Kadang-kadang
terlihat densitas (terutama bila tumor primernya prostat atau payudara). Jarang
terlihat pembentukan tulang baru secara periosteal (bila dibandingkan dengan
tumor primer). Yang paling penting, hampir selalu multiple, terjadi pada tulang
yang berbeda. Jarang dapat dikenali tumor prime dari mana metastase berasal. (
Tucker.1993 )
2. Etiologi
Beberapa
tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
- Prostat ( paling sering bagi pria ) hampir semua jenis osteblastik
- Payudara (paling sering bagi wanita) kira-kira 2/3 kasus menunjukkan
metastasis ke tulang. Hampir semuanya jenis oteolitik, kira-kira 10%
osteoblastik, 10% campuran
- Paru-paru 1/3 dari kasus, hampir semua jenis osteolitik
- Ginjal sering soliter sehingga sulit dibedakan dan tumor
primer,jenisnya oteolitik
- Multypel myeloma merupakan tumor ganas tulang,dengan gejala klinis
nyeri yang menetap, nyeri pinggang yang kadang-kadang disertai radikuler serta
kelemahan gerak.gejala umum anemia,anoreksia, muntah-muntah.dan gangguan
psikis.
- Gambaran radiologisnya;densitas tulang tampak berkurang akibat
osteoporosis dengan daerah-daerah osteoloitik yang bulat raferaksi pada sumsum
tulang.gambran ini bias berbentuk lubang-lubang pukulan yang kecil (punched
out) yang bentukya bervariasi serta daerah radiolusen yang berbatas
tegas.lokasi: tumor berasal dari sumsum tulang dan menyebar ketulang lain,
paling sering tulang belakang,panggul,iga,sternum dan tengkorak.
3.
Klasifikasi
Keganasan tulang primer dikalsifikasikan secara histologis
berdasarkan jenis sel atau jaringan yang mendasarinya. Tipe tersebut termasuk
tulang, kartilago, jaringan fibrosa, retikuloendotelial dan vaskular.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 macam yakni kanker
tulang sekunder dan kanker tulang primer. Kanker tulang sekunder adalah
kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain
dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang sekunder terjadi akibat
komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru yang menyebar ke
tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker
menyebar pada tulang-tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari
kanker yang sebelumnya ada pada tubuh, jenis kanker yang paling umum dan
menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti kanker paru-paru, kanker
payudara dan kanker prostat.
Sedangkan
kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang
berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada
tulang.
4.
Patofisiologi
Proses
metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
- Perluasan secara langsung
- Mengikuti aliran darah balik vena
- Mengikuti emboli tumor melalui aliran darah dan limfe.
Sel-sel
dari tumor primer mengikuti aliran pembuluh darah sampai ke kapiler-kapiler
pada tulang. Agregasi antara sel-sel tumor dan sel-sel darah lainnya akan
membentuk emboli di kapiler tulang bagian distal. Setelah memasuki tulang, maka
sel-sel kanker akan mulai berkembang.
Sel-sel
kanker yang telah menyebar ke tulang dapat menyebabkan kerusakan tulang yang
hebat. Sel-sel tumor mensekresikan substansi kimia yang dapat menstimulasi osteoclast
seperti prostaglandin-E ( PGE ), beberapa jenis sitokin, dan factor-faktor
pertumbuhan seperti ( TGF ) α dan β, Epidermal growth factor ( EGF ), ( TNF ),
dan IL-1. Osteoclast yang berlebihan akan menyebabkan resorpsi tulang yang
berlebihan pula. Hal ini menyebabkan tulang tidak padat. Proses ini disebut
osteolitik. Proses ini terjadi pada proses metastase ke tulang oleh kanker
payudara.
Sel-sel
tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat menyebabkan
pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik atau
osteosklerotik. Contoh proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker
prostate. Kedua jenis kelainan ini dapat menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah
dibandingkan tulang yang normal sehingga menjadi lebih mudah patah.
5.
Manifestasi Klinik
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses
metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh
pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada
endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam
hari atau waktu beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang
menjadi lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur
timbul sebelum gejala-gejala lainnya. Daerah yang sering mengalami fraktur
yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
c. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis
menjadi terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri
tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati
rasa disekitar abdomen.
d. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari
tulang. Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus,
konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul
sesuai dengan tipe sel darah yang terkena. Anemia dapat terjadi apabila
mengenai sel darah merah. Apabila sel darah putih yang terkena, maka pasien
dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet, dapat
menyebabkan perdarahan.
6.
Pemeriksaan Penunjang
a. Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter
metastasis ke tulang.
b. Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang
susah atau tidak dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya
tumor atau keterlibatan jaringan 7.
c. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk
mendeteksi suatu metastasis lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
d. Scintigraphy ( nuclear medicine )
Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh
tubuh untuk menilai metastasis ke tulang.
e.
Pemeriksaan bone survey (foto
seluruh tubuh)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik
konvensional adalah pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai
lesi-lesi metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat memberikan gambaran
klinik yaitu:
-
Lokasi lesi lebih akuran apakah
daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu.
-
Apakah tumor bersifat soliter
atau multiple.
-
Jenis tulang yang terkena.
- Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
7.
Penatalaksanaan
a)
Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas
dengan metode seefektip mungkin :
-
Tindakan pengangkatan tumor
biasanya dengan mengamputasi
-
Alloperinol untuk mengontrol
hiperurisemia. Outputurin harus baik(2500-3000ml/hari) unutuk mengukur
tingkat serum kalsium dan mencegah hiperkalsium dan hiperurisemia.
-
Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan pembentukan
tulang yang berlebihan akibat metastasis.
-
Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker didalam tubuh. Kemoterapi dapat
diberikan per-oral maupun intravena. Terapi hormon digunakan untuk menghambat
aktivitas hormon dalam mendukung pertumbuhan kanker.
1.
Radioterapi
Radioterapi berguna
untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area metastasis.
2.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan
untuk mencegah atau untuk terapi fraktur. Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk
mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk
mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
b)
Penatalaksanaan keperawatan
1.
Manajemen nyeri
Teknik manajemen
nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2.
Mengajarkan mekanisme
koping yang efektif
Motivasi klien dan
keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril
serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
3.
Memberikan nutrisi yang
adekuat
Berkurangnya nafsu
makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi,
sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi
dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat
dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4.
Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga
diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi,
program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)
(Smeltzer. 2001)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
·
Identits klien
( nama, umur, jenis kelamin,
suku/bangsa, agama, status marietal, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal
MRS, diagnose medis )
·
Identitas penanggung jawab (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan,status, agama, hubungan dengan klien ).
2. Riwayat keperawatan
a) Keluhan utama
Adalah alasan utama yang menyebabkan dibawanya klien ke
rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan
data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu
dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang
terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui
mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain
(Ignatavicius, Donna D, 1995).
c) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu perlu dikaji
untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah dialami sebelumnya yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam menentukan proses keperawatan.
d) Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah
penyakit yang dialami oleh klien saat ini ada hubungannya dengan penyakit
herediter.
3. Pola aktivitas
sehari – hari
a)
Aktivitas /Istirahat
1.
kelemahan dan atau keletihan.
2.
Perubahan pada pola tidur dan
waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
3.
Keterbatasan partisipasi dalam
hobi dan latihan.
4.
Pekerjaan atau profesi dengan
pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.
b)
Sirkulasi
1.
palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
2.
Perubahan pada TD.
c)
Integritas Ego
1.
Faktor stress (keuangan,
pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misalnya merokok, minum
alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual).
2.
Masalah tentang perubahan dan
penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
3.
Menyangkal diagnosis, perasaan
tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah,
kehilangan.
d)
Eliminasi
1.
Perubahan pola defikasi,
misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi
urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria,
sering berkemih.
e)
Makanan/Cairan
1.
Kebiasaan diet buruk (misalnya
: rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet).
2.
Anoreksia, mual/muntah.
3.
Intoleransi makanan.
4.
Perubahan berat badan (BB),
penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
f)
Neurosensori
1.
Tidak ada nyeri yang
bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan
proses penyakit).
g)
Pernafasan
1.
Merokok (tembakau, mariyuana,
hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
h)
Keamanan
1.
Pemajana pada kimia toksik,
karsinogen.
2.
pemajanan matahari
lama/berlebihan.
i)
Seksualitas
1.
Masalah seksual, misalnya
dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
2.
Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
3.
Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan
herpes genital.
j)
Interaksi Social
1.
Ketidakadekuatan/kelemahan
system pendukung.
2.
Riwayat perkawinan (berkenaan
dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan). Masalah tentang
fungsi/tanggung jawab peran.
4. Observasi dan Pemeriksaan
fisik
a) Keadaan umum : baik, kurang, atau
lemah.
b) Tanda – tanda vital (
TD,Suhu,Nadi,Pernafasan )
c) Pemeriksaan fisik
1. Teraba massa tulang dan peningkatan
suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena
2. Pembengkakan pada atau di atas
tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi
yang sakit
·
Mungkin hebat atau dangkal
·
Sering hilang dengan posisi flexi
·
Anak berjalan pincang, keterbatasan
dalam melakukan aktifitas, tidak mampu menahan objek berat.
4. Kaji status fungsional pada area
yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe regional.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
NO.
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||||||||
1.
|
DS :
DO :
- teraba massa tulang
- adanya nyeri tekan pada sisi yang sakit
- pembengkakan di atas tulang dan persendian.
- Adanya peleberan vena.
|
Zat karsinogen
Pertumbuhan
Sel kanker
Bermetastase
melalui PD
Sumsum tulang belakang
Aktivitas
hematopatik
Plasma
tidak matang
Pembelahan
sel yang abnormal
Jumlah sel meningkat
Menekan
saraf nyeri
Nyeri akut
|
Nyeri Akut
|
|||||||||
2.
|
DS :
DO :
- keletihan
- berkeringat pada malam hari
- anorexia
|
Metastase
sel kannker melalui PD
Sumsum tulang
Mengalami
kerusakan yang luas
Pembentukan
substrat ↓
Anemia
Oksigenasi sel ↓
Gangguan metabolic
Transport nutrisi ke sel
tubuh ↓
Gangguan nutrisi
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
|||||||||
3.
|
DS :
DO :
- cemas
- kurang pengetahuan
|
Metastase
sel kannker melalui PD
Sumsum
tulang
Perkembangan sel kanker di tulang
Proses
penyakit
Kurang pengetahuan
Persepsi
tentang penyakit
Anxietas
Koping tidak efektif
|
Koping tidak efektif
|
|||||||||
4.
|
DS :
DO :
- lemah
- kehilangan alat gerak
- moblisasi terbatas
|
Metastase sel kannker
melalui PD
Sumsum
tulang
Mengalami kerusakan yang
luas
Perkembangan
sel kanker di tulang
Gangguan ortopedik
Tindakan
operasi
Hilangnya
anggota tubuh
Gangguan harga diri
|
Gangguan harga diri
|
|||||||||
5.
|
DS :
DO :
- lemah
- kehilangan alat gerak
- moblisasi terbatas
|
Perkembangan
sel kanker di tulang
Gangguan
ortopedik
Tindakan
operasi
Berduka
|
Berduka
|
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada kanker tulang ialah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan,
persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja
peran
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak
III. INTERVENSI
NO.
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN DAN KH
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
|
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
|
Tujuan : klien mengalami
pengurangan nyeri
KH :
- Mengikuti
aturan farmakologi yang ditentukan
- Mendemontrasikan
penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai indikasi
situasi individu.
|
1.
Kaji status nyeri
( lokasi, frekuensi, durasi,
dan intensitas nyeri )
2.
Berikan lingkungan yang nyaman, dan
aktivitas hiburan
( misalnya : musik, televisi
).
3.
Ajarkan teknik manajemen nyeri
seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi.
Kolaborasi :
4.
Berikan analgesik sesuai kebutuhan
untuk nyeri.
3
|
1.
Memberikan data dasar untuk
menentukan dan mengevaluasi intervensi yang diberikan.
2.
meningkatkan relaksasi klien.
3.
meningkatkan relaksasi yang dapat
menurunkan rasa nyeri klien
4.
mengurangi nyeri dan spasme otot
|
2.
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
|
Tujuan :
Mengalami peningkatan asupan
nutrisi yang adekuat
KH : penambahan berat badan,
bebas tanda malnutrisi, nilai albumin dalam batas normal ( 3,5 – 5,5 g% )
|
1.
Catat asupan makanan setiap hari.
2.
Ukur tinggi, berat badan, ketebalan
kulit trisep setiap hari.
3.
Berikan diet TKTP dan asupan cairan
adekuat.
Kolaborasi :
1)
4. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi.
2)
|
1.
Mengidentifikasi kekuatan atau
defisiensi nutrisi.
2.
Mengengidentifikasi keadaan
malnutrisi protein kalori khususnya bila berat badan dan pengukuran
antropometrik kurang dari norma.
3.
Memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Asupan cairan adekuat untuk
menghilangkan produk sisa.
4.
membantu mengidentifikasi derajat
malnutrisi
|
3.
|
Koping tidak efektif berhubungan
dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit,
dan sistem pendukung tidak adekuat
|
Tujuan :
Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi
aktif dalam aturan pengobatan
KH :
- Pasien tampak rileks
- Melaporkan berkurangnya ansietas
- Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri klien
|
1.
Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan.
2.
Berikan lingkungan yang nyaman dimana
pasien dan keluarga merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak
untuk berbicara.
3.
Pertahankan kontak sering dengan
pasien dan bicara dengan menyentuh pasien.
4.
Berikan informasi akurat, konsisten
mengenai prognosis.
|
1.
memberikan kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan rasa takut serta kesalahan konsep tentang diagnosis
2.
membina hubungan saling percaya dan
membantu pasien untuk merasa diterima dengan kondisi apa adanya
3.
Memberikan keyakinan bahwa pasien
tidak sendiri atau ditolak.
4.
Dapat menurunkan ansietas dan
memungkinkan pasien membuat ke-putusan atau pilihan sesuai realita.
|
4.
|
Gangguan harga diri karena
hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran
|
Tujuan :
mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang tubuh, perasaan
tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu.
KH :
Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara
efektif.
|
1.
Diskusikan dengan orang terdekat
pengaruh diagnosis dan pengobatan terhadap kehidupan pribadi pasien dan
keluarga.
2.
Motivasi pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan tentang efek kanker atau pengobatan.
3.
Pertahankan kontak mata selama
interaksi dengan pasien dan keluarga dan bicara dengan menyentuh pasien.
|
1.
Membantu dalam memastikan masalah
untuk memulai proses pemecahan masalah.
2.
Membantu dalam pemecahan masalah
3.
Menunjukkan rasa empati dan menjaga
hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga.
|
5.
|
Berduka berhubungan dengan
kemungkinan kehilangan alat gerak
|
Tujuan :
Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan anggota gerak.
KH :
Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak
Mengalami peninggkatan mobilitas |
1.
Lakukan pendekatan langsung dengan
klien.
2.
Diskusikan kurangnya alternatif
pengobatan.
3.
Ajarkan penggunaan alat bantu
seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin sesuai dengan kemampuan pasien.
4.
Motivasi dan libatkan pasien dalam
aktifitas bermain.
|
1.
Meningkatkan rasa percaya dengan
klien.
2.
Memberikan dukungan moril kepada
klien untuk menerima pembedahan.
3.
Membantu dalam melakukan mobilitas
dan meningkatkan kemandirian pasien.
4.
Secara tidak langgsung memberikan
latihan mobilisasi
|
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan
berdasarkan intervensi yang telah dibuat dengan format sbb :
NO.
|
HARI / TGL
|
DIAGNOSA KEP.
|
TINDAKAN KEP.
|
RESPON HASIL
|
|
|
|
|
|
V. EVALUASI
NO.
|
TGL
|
JAM
|
DIAGOSA
KEP.
|
EVALUASI
|
PARAF
|
|
|
|
|
S : Data subjektif
yang di dapat dari pengkajian langsung kepada klien atau hal yang dirasakan
oleh klien saat pengkajian dilakukan.
O : Data
objektif yang didapat dari hasil pengkajian oleh perawat ( misalnya keadaan umum, TTV
).
A : Apakah
masalah teratasi, teratasi sebagian, atau belum teratasi yang disesuaikan
dengan kriteria hasil yang diharapkan pada kolom intervensi. Jika sesuai
dengan kriteria hasil maka dapat ditulis ” Masalah teratasi ”
P : Tindakan
selanjutnya yang akan dilakukan.
Jika masalah teratasi maka intervensi
dihentikan, sebaliknya jika masalah belum teratassi atau teratasi sebagian
maka intervensi dilanjutkan.
|
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Metastase bisa terjadi pada
setiap tulang dan dimana saja. Biasanya (tidak selalu) menimbulkan nyeri local.
Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi fraktur bila
tulang menjadi lemah. Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor
primernya prostat atau payudara).
·
Metastasis suatu kanker atau
karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat asalnya ( primary
site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar
dari suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh
lainnya melalui peredaran darah ataupun aliran limfe.
B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperaatan Kanker tulang
(
Metastasis ) ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian sangat saya perlukan guna
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker,Susan Martin (1993). Standar
Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta.
EGCDonges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta. EGC
Smeltzer
Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol
3. Jakarta. EGC
Price
Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
LAMPIRAN : PATHWAY KANKER TULANG
Zat karsinogen
Timbulnya sel
kanker
Bermetastase melalui PD
Sumsum tulang
Mengalami kerusakan yang luas
Aktivitas hematopoetik Pembentukan
substrat ↓ perkembangan sel kanker gang.ortopedik
di tulang
Plasma tdk matang Anemia
proses penyakit tindakan
operasi
Pembelahan sel Oksigenasi sel ↓ kurang
pengetahuan
hilangnya anggota tubuh Berduka
yang abnormal Gangguan metabolic persepsi tentang penyakit Gangguan Harga Diri
Jumlah sel meningkat
Transport
nutrisi ke sel tubuh ↓
axietas
Menekan saraf nyeri Gangguan Nutrisi
Koping Tdk Efektif
Nyeri Akut
terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali
BalasHapushttp://acemaxsshop.com/obat-tradisional-kanker-prostat/